LMS Vol 23 Chapter 2 - Bahasa Indonesia

Table of Contents
The Legendary Moonlight Scupltor
Jilid 23 Chapter 2
Master Pedang Ash


Weed mencapai level 392 dengan berburu di gurun tersebut. "Harus aku akui. Ini adalah tempat berburu yang sangat bagus."

Tempat tersebut sekarang ini dipenuhi oleh para Skeleton.

Karena monster-monster sering kali datang ke gurun, yang harus kau lakukan adalah bertarung sekuat tenaga bersama para Skeleton ini. Ketika para Skeleton lemah ini bertarung dan berakhir terluka, Weed menggantikan mereka, membunuh para monster dan memonopoli item-itemnya tanpa mempedulikan apakah Skeleton yang lain mendapati tulang-tulang mereka hancur.

"Sekarang, inilah yang aku sebut sebuah lahan berburu."

Bahkan dungeon-dungeon tempat berburu yang layak tak akan sebagus ini.

"Stat Window!"


Nama: Weed
Sekutu: Undead
Kelas: Battle Crazed Skeleton Warrior
Afiliasi: Immortal Legion
Level 392
HP 87.411
MP 41.829
Strength 1.463
Agility 1.293
Vitality 766
Wisdom 663
Intelligence 655
Fighting Spirit 541
Endurance 453
Perseverance 753
Physical Resistance 455
Charisma 414
Leadership 706
Courage 127
Strength of the Dead 264
Death Aura aktif

Dengan pertempuran yang berkelanjutan, peringkat Weed naik menjadi seorang Skeleton Warrior.

‘Meski demikian, Skeleton adalah kelas rendah dalam Undead Army.’

Kesempatan untuk promosi kelas telah diberikan lagi. Weed memilih Skeleton Warrior diantara pilihan Skeleton Soldier, Skeleton Mage, dan Skeleton Archer. Beberapa pertempuran kemudian, para player Necromancer mendapatkan kualifikasi untuk promosi juga.

"Phew, itu benar-benar sulit, tapi akhirnya aku menjadi seorang Mage."

Jeanne, Otem, Bohram, Harien serta player bernama Gruzed dan Verenna yang bertarung dengan penuh semangat memilih untuk menjadi Skeleton Mage dan sekarang bisa memanggil Undead berserta sebagian besar player.

"Aku menerima Power of Intellect dari Barkhan yang agung. Dengan loyalitas yang besar pada Pasukan Undead, aku akan bertarung demi Barkhan yang agung."

Dengan mengucap sumpah kesetiaan, mereka bisa menyelesaikan proses promosinya.

Karena para Skeleton bisa mengubah kelas dengan bebas, beberapa orang memilih menjadi Archer selama beberapa saat. Para Necromancer pemula harus bertarung dengan Intelligence dan Mana, tetapi di tahap awal, mereka tidak bisa mendapatkan banyak pencapaian. Oleh karena itu, mereka hanya mendukung para Undead dengan busur dan memilih menjadi Archer.

Para Skeleton Mage juga mendapatkan buku mantra.

"Kita bisa menggunakan mantra serangan dasar yang digunakan para Skeleton Mage."

"Ini adalah sebuah mantra kutukan yang belum pernah aku dengar sebelumnya... Itu akan bagus untuk digunakan pada para Undead yang dipanggil."

Para player menembakkan kombinasi bola api dan bola es, serta melakukan pemanggilan undead dalam pertempuran.

Dalam suatu medan pertempuran sederhana dimana hanya ada Skeleton, ada kobaran api, gletser, serta para Ghoul, Zombie dan Skeleton tingkat dasar yang dipanggil.

Penampilan fisik para player memang Skeleton, tetapi level dan skill mereka tetap sama. Berkat itulah mereka bisa mengerahkan kekuatan sejati mereka dan mendapatkan pencapaian yang sangat besar dalam pasukan Skeleton. 

Ditahap awal sampai pertengahan dimana pertempuran dilakukan secara langsung, Weed memonopoli semua monster, tetapi para Necromancer menampilkan skill-skill mereka seolah-olah itu adalah persaingan yang sengit.

"Berkumpullah disini, para Skeleton!"

Saat peringkat mereka naik, para player mendapatkan otoritas untuk mengkomando para Skeleton dalam Undead Army.

Para player Necromancer menyukai ini karena mereka sekarang bisa mengendalikan para Skeleton dalam sebuah pertempuran.

Jeanne, Bohram, Otem, Harien, Gruzed dan Verenna unggul dalam pertempuran.

Ketika mereka pertama kali datang, mereka mengungkapkan struktur seluruh tubuh mereka, tetapi saat mereka mendapatkan hadiah dan item-item, mereka mengenakan jubah abu-abu. Weed hanya menonton perburuan mereka dan mengerjakan bagiannya.

‘Memerintah Undead sangatlah lambat pada saat-saat kritis.’

Saat jumlah Skeleton meningkat, tingkat kesulitan dari questnya naik ke kelas C.

Monster-monster kelas boss yang tangguh berulang kali muncul tetapi ketika mereka hendak mati, memerintahkan para Ghoul dan Zombie untuk menyerangnya akan memperlambat segalanya. Weed sudah terbiasa pada perburuan untuk mendapatkan exp dan item drop. Karena dia berpakaian mirip dengan para Skeleton normal, sulit untuk menyadari bahwa Weed-lah yang menghabisi para monster secara licik dari kejauhan.

Gelar milik Weed berubah dari "Skeleton Knight with Painful Past Memories" (ksatria skeleton dengan masa lalu yang menyakitkan) menjadi "Purely Rotten Skeleton King" (raja skeleton yang terburuk) yang mana merupakan peringkat tertinggi untuk seorang Skeleton. Itu terjadi ketika dia menyelesaikan quest 'Skeleton Guardians of Navir'.


Kamu telah mendapatkan kualifikasi untuk posisi Undead berperingkat lebih tinggi

Dia sekarang bisa menjadi seorang Undead berperingkat tinggi dan bukan hanya seorang Skeleton biasa. Tetapi Weed melanjutkan quest-quest miliknya yang berkaitan dengan Skeleton, menunggu player lain mendapatkan kualifikasi. Tentu saja itu bukanlah suatu rasa simpati terhadap orang-orang yang berada jauh dibelakang dirinya.

‘Kau tak akan pernah tau yang mana yang mungkin lebih baik.’

Dia mengasumsikan dia bisa memutuskan setelah melihat player lain membuat pilihan mereka. Selain itu, ini adalah sebuah tempat yang memuaskan karena pertempuran berskala besar yang berkelanjutan. "Dikatakan aku bisa menjadi seorang Undead berperingkat lebih tinggi."

"Benarkah? Selamat!"

"Bagaimana bisa kau berhasil mendapatkannya begitu cepat? Beri aku tipsnya."

"Aku gak tau, mungkin karena aku mengendalikan para undead begitu baik?"

Seorang player Necromancer bernama Jeanne pergi setelah mendapatkan kualifikasi, tetapi Weed tidak pergi bersama Jeanne.

‘Aku sangat yakin itu tidak berbeda dari quest-quest Skeleton.’

Sudah jelas karena peringkat dari para Undead ditentukan. Para player lain pergi satu per satu setelah mendapatkan kualifikasi.

Mulai dari situ, dia mendapatkan informasi dari percakapan diantara para player lain.

"Harien memberitahuku secara sembunyi-sembunyi. Jeanne dan Otem telah menjadi Banshee sekarang."

Raungan hantu Banshee.

Menyebarkan energi kejahatan, dengan sedikit skill supernatural, mereka bisa mengeluarkan sihir.

"Dimana mereka berburu?"

Di sebuah desa dimana tak seorangpun yang tinggal. Mereka menghantui rumah-rumah dan benteng, tetapi mereka belum melihatnya secara menyeluruh.

"Bagaimana dengan monster-monsternya?"

Ada banyak player mencoba mendapatkan informasi tentang para monster selain Weed.

Karena para Necromancer menangani mayat-mayat, mereka secara khusus menginginkan banyak informasi tentang monster.

"Itu menakjubkan. Undead Army menyimpan persediaan pertempuran mereka di dalam penyimpanan benteng dan begitu banyak monster menyerang, lebih dari 30 kali dalam sehari."

"Wow... Mereka pasti mendapatkan semua monster yang mereka inginkan."

Para Necromancer lebih suka tempat dimana banyak monster yang muncul. Daripada menunggu beberapa monster yang kuat, jauh lebih baik untuk mendapatkan exp dan meningkatkan level skill Undead Summoning dari kawanan monster.

"Jika itu benar, kurasa tak masalah untuk mengganti tempat perburuan."

Weed memilih kelasnya ketika 4 player lain memilih kelas mereka. Semua orang memilih Banshee, tetapi dia memilih menjadi seorang Ghost Skeleton Warrior.

* * *


Lebih dari 30.000 player mendaftar dalam pembangunan Katedral dan Perpustakaan di Morata. Bukan hanya penduduk desa dan para player yang terlibat dalam pembangunan tersebut. Beberapa orang berkontribusi dengan membawa material-material sembari berburu atau mengerjakan quest mereka.


Aku menemukan suatu tempat yang terdapat batu Eplyn yang berlimpah di hutan Navi.

— Adventurer Kashoo

Pengumuman si Adventurer tersebut dipasang di dinding Lord's Castle.

"Tampaknya ada banyak batu di hutan Navi."

"Ayo kita gali."

Para player berkumpul sembari membawa pickaxe dan menggali batu-batu tersebut. Setelah mereka pergi, hutan Navi menjadi porak-poranda.

"Batu."

"Aku membawa kayu."

Para pemula membawa material-material yang bisa mereka bawa sesuai level mereka.

Berkat kerumunan Architect dan Stonemason (tukang batu), menara dan dinding dari Grand Cathedral ( katedral agung) dan Great Library (perpustakaan besar) bisa dibangun. Di langit-langit katedral, mereka memasang kubah besar, membuatnya cukup tinggi hingga bisa dilihat darimanapun di Morata.

"Apakah kita benar-benar membangun bangunan ini?"

"Bagaimana bisa kita mampu membangun bangunan ini dengan menumpuk bata dan batu?"

Sebuah struktur yang besar yang bahkan mereka yang berpartisipasi dalam pekerjaan tersebut tak bisa mempercayai meskipun mereka melihat dengan mata-kepala mereka sendiri! Di langit-langit kubah tersebut, mereka memasang kaca berwarna sehingga cahaya bisa masuk kedalam katedral tersebut.

"Masih belum selesai. Kita masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan."

Para Mage membantu para Sculptor dan Painter mengerjakan pekerjaan mereka. Dengan mantra terbang, hal itu menjadi jauh lebih mudah untuk melukis dan mengukir di langit-langit dan bagian pilar-pilar yang lebih tinggi. 
Karena mereka bisa berpartisipasi dalam proyek berskala besar dengan dukungan-dukungan yang kuat dari semua tingkatan masyarakat, para Seniman tidak menahan diri dalam mengerahkan upaya mereka.

Para Paladin dari Order of Freya terbentuk saat patung dan lukisan tergambar di langit-langit.

Dewi Freya yang memiliki lumbung dan perkebunan luas tanpa akhir!

Orang yang berlutut dan melakukan pengakuan dosa pada sang Dewi.

Dengan lukisan-lukisan kelas top, tidak menahan diri tentang hal itu dan melukis secara sungguh-sungguh, dengan ratusan warna, mereka mengungkapkan pemandangan dari lahan gandum, pakaian Dewi Freya dan bahkan orang dengan sangat detail dan penuh warna. Menunjukkan kekayaan dan kecantikan dengan percaya diri. Tentu saja, penampilan Dewi Freya didasarkan pada patung Dewi yang Weed buat.

Para Painter juga memperhatikan eksterior dari katedral tersebut.

"Ayo kita lukis asal mula Morata disini."

Asal mula Morata.

Para Painter dari Benua Tengah atau mereka yang memulai karir mereka disini hanya mendengar tentang hal itu. Bagaimana Weed menyelamatkan desa ini dengan mengalahkan para Vampir bersama Alveron, sang kandidat High Priest dari Order of Freya.

Mengalahkan cuaca dingin wilayah Utara, Weed secara resmi menjadi Lord. Patung Dewi Freya diukir, populasi meningkat, desa meluas. Sejarah yang terjadi sampai bangunan Grand Cathedral dan Grand Library dilukis sebagai sebuah lukisan dinding.

Perpustakaan tersebut kurang dalam hal keindahan artistik, tetapi perpustakaan itu dibangun dengan batu yang besar dan kokoh hingga bisa menampung sumber daya dalam jumlah yang besar didalamnya.

Untuk sekarang ini, buku-buku yang tersedia untuk dipajang hanyalah buku-buku sejarah umum yang dijual di toko-toko umum atau buku-buku dongeng dari Benua Versailles wilayah utara. Tetapi ketika perpustakaan tersebut dibuka secara resmi, tempat itu akan dipenuhi dengan gulungan-gulungan atau peta-peta dari perburuan monster dan buku-buku dari cerita-cerita petualangan.

Jika informasi dari wilayah Utara benua dikumpulkan, lebih banyak quest akan diaktifkan dan itu akan jauh lebih mudah untuk menyelesaikan permintaan. Hal ini membuat para player di Morata menjadi bersemangat untuk menyelesaikan perpustakaan tersebut.

"Aku mendengar suatu hal yang aneh dari nona bunga sebelumnya... Mungkinkah itu sebuah pertanda untuk sebuah quest?"

"Aku menyerah pada sebuah quest karena kurangnya informasi yang kumiliki. Mungkin setelah perpustakaan ini selesai, aku bisa mencobanya lagi."

Semua orang memiliki beberapa quest yang sulit dan membuat mereka menyerah. Quest-quest hanya terjadi dengan pemicu khusus dan kadang-kadang permintaan-permintaan yang tak berarti bisa mengarah pada quest-quest berantai. Oleh karena itu mereka menjadi bersemangat untuk menyelesaikan perpustakaan tersebut.

Para player dari Benua Tengah menyukainya juga, tetapi para player yang memulai di Morata memiliki kebanggaan dan kekaguman diri pada diri mereka sendiri. Morata memang memiliki banyak kekurangan jika dibandingkan dengan kota-kota metropolis yang lain, tetapi kesenangan dari mencapai hal-hal satu demi satu dengan tangan mereka sendiri adalah hal yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata! Keterikatan dari tinggal didalam sebuah gubuk, alun-alun dan jalanan yang penuh energi.

"Ini benar-benar kota terbaik."

"Tak ada kota lain sangat indah ataupun memiliki perkembangan yang begitu cepat."

"Aku akan memastikan teman-temanku memulai di Morata."

"Aku akan membawa semua orang ke Morata."

* * *


Para Geomchi yang memutuskan untuk berenang menuju Morata.

"Kupikir kita baru saja melewati setengah perjalanan."

"Whoooooa, sudah!"

Jika mereka menaiki kapal, mereka pasti sudah sampai, tetapi fakta bahwa mereka sudah setengah perjalan dari tujuan mereka, membuat mereka begitu senang.

"Lumayan melelahkan untuk berenang selama ini."

"Sulit untuk berenang dengan benar sebagaimana yang aku inginkan karena kuatnya gelombang, sahyung!"

Para Geomchi ini pastinya mempelajari hal-hal yang sulit dengan tubuh mereka. Jika hujan atau berangin, itu adalah sebuah pertarungan yang lebih sulit bagi mereka! Tetap saja, jarak yang telah mereka lalui sudah sangat panjang.
Beberapa saat kemudian, mereka bisa melihat daratan.

"Apa kita sudah sampai?!"

"Gelombang-gelombang di area ini sedikit membantu kita, eh?"

"Yap, itu jauh lebih memudahkan kita untuk berenang."

Saat mereka semakin dekat dengan wilayah utara, mereka bisa berenang lebih cepat berkat gelombanggelombangnya, meskipun airnya menjadi lebih dingin.
Untuk mengatakan bahwa mereka dekat dengan Morata, tampaknya masih terlalu awal karena pantai dan pepohonannya sedikit asing.

"Sahyung, ayo pergi mencari sesuatu untuk dimakan. Siapa yang peduli apakah ini wilayah utara atau bukan? Kita cuma harus berenang lagi."

Mereka sama sekali tak khawatir ketika mereka sedang lapar.

Para Geomchi baru memiliki rasa khawatir setelah perut mereka kenyang.

Mereka berkumpul, memakan beberapa kerang dan ikan diatas api unggun.

"Jika Weed ada disini, dia pasti akan memasakkan kita makanan yang lezat."

"Jangan lupa alkoholnya."

"Satu tegukan minuman keras milik Weed dan kau akan puas!"

Tempat mereka beristirahat sejenak adalah Pulau Malaska.

Seorang Swordman yang tinggal di pulau tersebut yang pertama mencium aroma mereka dan berjalan ke pantai.

Namanya adalah Ash.

Salah satu dari sembilan master pedang di Benua Versailles.

Tak seperti para Master Sculptor, mereka berjumlah sembilan Sword Master. Tiga dari mereka sangatlah terkenal hingga keberadaan mereka diketahui dengan baik.

Croma, si pemimpin dari pasukan Knight,

Evirathan, si Paladin dari Order of Lugh, dan

Percia yang pergi mencari harta dari kerajaan seperti yang dijanjikan dengan sang raja.

Untuk bertemu Croma, seseorang membutuhkan Fame, elegansi, Honor dan loyalitas dalam jumlah yang besar. Karena lebih mudah memenuhi persyaratannya sebagai seorang Knight daripada seorang Swordman, banyak yang menemui Croma dan mempelajari keahlian pedang miliknya. Skill-skill miliknya menjanjikan kehormatan. Hal itu memungkinkan seseorang untuk memiliki triple kekuatan tempur secara singkat dan mengandung ilmu pedang unik penunggang kuda.

Evirathan adalah yang termudah untuk ditemui, karena dia adalah salah satu dari Paladin Order of Lugh. Satu-satunya kekurangannya adalah bahwa skill-skill miliknya didasarkan pada kekuatan suci, para Paladin dari Order-Order yang berbeda tak bisa mempelajari ilmu pedang miliknya.

Percia sedang mencari Navier Lake (danau Navier) untuk mendapatkan harta yang hilang, jadi siapapun bisa bertemu dia disana. Skill-skill miliknya tidak diketahui oleh para player normal, tetapi informasinya ada di


Another Sword
  • Pedang yang terbentuk dari Mana. Beterbangan disekitar dan melindungi si player
  • Tak bisa dikendalikan secara langsung, dan juga, ukuran, daya tahan, defense'nya bervariasi berdasarkan level skill
  • Rendah konsumsi Mana
  • Secara efektif memblokir panah atau sihir yang terkunci 

Para Dark Gamer yang tidak punya rasa takut dalam berpetualang dan para player berperingkat tinggi memperlajari ilmu pedang milik Percia.

Selain mereka bertiga ini, tak seorangpun tau tentang enam orang sisanya. Jika kebetulan seseorang menemukan mereka, mereka akan merahasiakannya karena mereka tak punya alasan untuk memberitahu orang lain tentang hal itu.

Tetapi sekarang ini, para Geomchi ini bertemu Ash, seorang Sword Master tepat ditengah-tengah lautan.

"Kalian datang kesini untuk mempelajari ilmu pedang?"

Ash berbicara dengan nada suara yang rendah. Seperti yang diduga dari seorang Sword Master, dia memancarkan aura ganas dari seekor binatang buas.

"Jika kalian ingin mempelajari ilmu pedangku, kalian harus memenuhi syarat untuk mempelajarinya."

Ash menghunus pedangnya, memasuki pose pertempuran. Tetapi para Geomchi yang memakan ikan bakar tidak menjawab. Tak ada yang lebih menjengkelkan dari seseorang yang muncul dan berbicara ketika mereka sedang makan sesuatu. Kepribadian mereka menjadi kasar ketika seseorang mengganggu mereka saat mereka sedang makan!

"Mereka yang mencari ilmu pedang ekstrim, harus memahami sekuat apa sebuah pedang melalui aku, Ash!"

Dia adalah Sword Master Ash. Siapapun yang ingin menguasai pedang, ingin bertemu dia. Dia tak mungkin menjadi seseorang yang mengancam sedingin itu, tetapi para Geomchi hanya memakan ikan mereka.

"Apa-apaan yang dibicarakan orang itu?"

"Aku gak tau, kupikir dia menantang kita?"

"Ya ampun, kenapa dia mengganggu kita ketika kita sedang makan? Coba tanyai dia apakah dia punya garam untuk membumbui ikan bakar ini."

Sejujurnya, ini adalah sebuah kesempatan sekali seumur hidup untuk mereka. Karena mereka berprofesi Martial Artist, mereka bisa mempelajari skill apapun yang berkaitan dengan senjata apapun. Pedang, tombak, kapak, busur, belati, dan sebagainya. Skill-skill serangan bergantung pada tipe sebuah senjata memiliki hal-hal yang umum, jadi tidak terlalu diperlukan untuk mempelajari skill sebanyak yang kau bisa. Karena dengan memfokuskan pada satu senjata saja, level dan penguasaan skill serangan akan meningkat.

Tentu saja bagi para Geomchi, mereka memilih menggunakan pedang! Karena Sword Mastery mereka sudah mencapai level 6 tahap Advanced, kekuatan destruktif dari pedang mereka meningkat secara mengerikan. Mereka bisa memutuskan jumlah Mana yang digunakan pada skill secara bebas.

Mereka bisa meningkatkan kekuatan dari skill sampai lima kali dan jika Mana'nya rendah, mereka bisa menggunakan skill-skill dengan penggunaan Mana dalam jumlah yang rendah. Dan juga, mereka bisa berlari lebih cepat, melompat lebih tinggi atau bahkan membentuk penghalang Mana dengan pedang mereka.

Jika mereka menunjukkannya pada para player lain atau merekamnya dan mengunggahnya di internet, mereka bisa menjadi sangat terkenal, tetapi bagi para Geomchi ini, hal itu tidaklah menarik.

Bagaimanapun juga, itu adalah sebuah kejadian yang hebat bagi mereka untuk bertemu Sword Master Ash.

Geomchi17 berbicara.

"Yah, karena itu adalah sebuah tantangan, aku akan menerima. Geomchi505, semoga beruntung." "Dipahami!"

Geomchi505 meletakkan ikan bakarnya dan berdiri.

"Aku meminta sebuah pertandingan. Namaku Geomchi505."

"Majulah, aku akan membangkitkanmu pada dunia pedang."

Geomchi505 sedikit menekuk lututnya dan memasuki pose defensif.

‘Bertahan dulu, lalu menyerang balik.’

Karena itu adalah sebuah pertandingan pedang, seseorang harus mengeluarkan potensi penuhnya, meskipun tidak mengetahui kemampuan musuh.

Ketika Geomchi505 menunggu serangan musuh, tubuh Ash menghasilkan klon satu demi satu, dan berakhir dengan tubuh berjumlah 30.
Saat Ash yang berjumlah 30 itu mengangkat pedang mereka dan memasuki pose menyerang, ketegangan Geomchi505 meningkat semakin tinggi.

* * *


— WOO HEE HEE HEE HEE

— OOKIKIKIKIKIKI!

Tawa menakutkan terdengar di sebuah desa dimana para hantu berada. Weed ditugaskan pada desa ini bersama para Ghost dalam United Army dan para player yang lain.


Ghost of Kapua

Para hantu dianggap sebagai pengganggu didalam Undead Army.

Jika kamu berhasil melindungi bahan-bahan untuk perang di Kapua, kamu akan mendapatkan sedikit kepercayaan

Tingkat Kesulitan: C

Persyaratan:

Hanya untuk Undead

Quest tidak bisa ditolak

Kamu telah menerima quest

"Wheeeeeee, arrrrrrrr, issssssss, thissss, playyyy ceeeeee?" ( Dimana ini? )
Para player yang menjadi Ghost bahkan terdengar sama mengerikannya dengan gema tersebut.

"Weeeeeeee, arrrrrr, atttttttt, Kapooooooo, ahhhhhh, caaaaaa, stleeeeeeee." ( Kita ada di benteng Kapua )

Player-player seperti Jeanne, Otem, Goshu yang tiba disini lebih dulu, sekarang merasa lega karena bala bantuan telah datang.

Weed menggerak-gerakkan tubuh hantunya.

Jika kau mengkonsumsi Mana, kau bisa terbang tinggi dan bergerak lebih cepat.

‘apakah ini memungkinkan?’

Dia bergerak ke dinding dan mengulurkan tangannya. Tangan itu tidak terhenti pada dinding tersebut, dan menembusnya.

‘Jadi ini bisa dilakukan.’

Weed bergerak maju dan sepenuhnya melintasi dinding tersebut.


• Kamu telah melewati dinding.

Dengan bergerak menembus hambatan, HP dan MP berkurang sebesar 200

Sebuah spesialisasi dari Ghost.

Weed telah memanggil banyak Ghost diantara para Undead sehingga dia mengetahui hal ini.

"Apa-apaan itu?"

Para player memperhatikan perilaku Weed. Memang sulit untuk membedakan mereka disaat mereka semua masih berwujud Skeleton, tetapi sekarang dia adalah satu-satunya Ghost Skeleton Warrior diantara para Banshee, dia sangat mencolok.

Bukanlah tidak umum bagi seorang Ghost untuk menembus hambatan, karena itu adalah spesialisasi mereka. Tetapi Weed, dia beradaptasi dengan sangat cepat, bahkan terlalu cepat. Ditambah lagi, kaki milik Ghost tidak menyentuh tanah, sehingga mereka melayang diudara. Karena itu terasa seperti berjalan diatas air, mereka merasa tak wajar secara fisik.

Jeanne dan Otem masih bisa membiasakan diri dengan perasaan tersebut, tetapi Weed beradaptasi pada perubahan tubuh tersebut dengan sangat cepat.


Legendary Rusted Sword
 
Daya Tahan: 34/51 
Attack: 29 - 41

Pedang pembunuh monster.
 
Sebuah pedang yang diberikan oleh Duke.
 
Digunakan untuk waktu yang lama tanpa perawatan apapun oleh para Undead, namun masih memiliki ketajaman.
 
Meskipun sulit, jika diperbaiki, ada kemungkinan untuk kembali ke kondisi awalnya. 


Persyaratan: Undead

Efek:
  • +34 Fame
  • +30 Charm
  • +170 Infamy
Tingkat serangan dari Undead dalam Undead Army meningkat

Dia sudah memiliki pedang terbaik diantara pedang-pedang karatan tersebut. 

Itu adalah armor yang sama, tetapi dia sedikit memperbaikinya dan memakainya. Tetapi karena berubah menjadi bersifat hantu, status pedang dan armor miliknya juga berubah. Attack'nya berkurang lebih dari setengah, tetapi ketika pedang itu mengenai titik vital, serangan kritikal meningkat dan menghasilkan damage ganda.

Perubahan yang paling jelas adalah bahwa equipment itu tak bisa dihancurkan lagi.

Tiba-tiba suara-suara dari para Ghost yang berkeliaran didalam benteng dan desa menghilang.

Jeanne berbicara.

"Gettttt, reaaaa, dyyyyy, theyyyyy, areeeeee, commmmm, inggggggg." ( Bersiap, mereka datang )

Monster-monster berwarna hijau yang mengerikan muncul dan bergerak kearah benteng Kapua.

Para Banshee berteriak dengan cara yang sulit dipahami dan memulai pertempuran.

Weed mendapatkan pencapaian yang besar dalam pertempuran yang terjadi di rumah-rumah berhantu didalam desa. Hanya dia yang bergerak dengan bebas bahkan ketika para Undead, Ghost dan para monster tengah bertarung secara sengit.

"Assiiii, milateeeeeee." ( "Assimilate", nama skill mungkin, kalau aku terjemahkan asal-asalan "masuk" ) Tubuh Weed menembus dinding seolah-olah untuk bersembunyi.

Menggunakan spesialisasi milik Ghost, dia bersembunyi dan menyergap dengan serangan dadakan pada para monster!

Menggunakan cara terselubung sebagai taktik utama, dia mengalahkan beberapa monster, tetapi event yang sebenarnya dimulai ketika pertempuran menjadi lebih ganas.

Weed bergegas menembus bangunan-bangunan dan dinding-dinding.


  Kamu telah melewati dinding.

Dengan bergerak menembus hambatan, HP dan MP berkurang sebesar 200

  Kamu telah melewati dinding.

Dengan bergerak menembus hambatan, HP dan MP berkurang sebesar 200

Pandangannya sepenuhnya berubah setiap kali dia melewati dinding. Mengayunkan pedang pada setiap monster yang memasuki pandangan, dia terus bergerak.


Critical Hit

Menebas dengan waktu yang sangat singkat, dan dia bahkan mengambil item-itemnya!

Monster-monster yang mendekati dia sudah pasti gagal mengejar dia karena Weed bergerak menembus dinding. Bukan hanya hal itu sangat efektif untuk menyergap, dinding-dinding itu berubah menjadi fitur geografis sebagai perisainya.

‘Sudah kuduga. Jauh lebih baik untuk bermain solo di tempat dimana para Undead dan monster mengamuk.’

Monster-monster terluka ada dimana-mana. Oleh karena itulah dia menjadi lebih cekatan dalam membunuh musuh dan menggambil item drop ketika dia sendirian.

Sebuah benteng dan sebuah desa, sekarang tempat ini adalah suatu medan pertempuran terbaik bagi para Ghost. Ketika dia berhasil bertahan sebanyak 17 kali, dia mendapatkan seekor kuda.

*Neighhh!*

Seekor kuda hantu!

Armor milik Weed berwarna abu-abu, menyerupai kegelapan yang dalam dan dia juga mengenakan sebuah helm untuk menyembunyikan wajahnya.

Diantara para Ghost dan Undead yang mengamuk, dia menunggangi kuda hantu miliknya, menyapu bersih exp dan item.

Di Kapua, bukan hanya para monster datang lebih sering, mereka juga berada pada standart yang lebih tinggi dibandingkan dengan ketika dia masih seorang Skeleton.

Itu adalah sebuah tempat berburu yang menakjubkan untuk mendapatkan pencapaian tanpa perlu terlihat. Gelarnya meningkat pesat dari Ghost Skeleton Warrior.

— Pale Rider

Berdasarkan pada gelarnya, dia mendapatkan 500 Fame dan sebuah skill yang mengintimidasi musuh dengan ganas secara emosional dengan melepaskan semangatnya.

Cukup disayangkan, tetapi sudah jelas itu hanya bisa digunakan ketika dia adalah seorang Ghost.