LMS Vol 23 Chapter 6 - Bahasa Indonesia

Table of Contents
The Legendary Moonlight Scupltor
Jilid 23 Chapter 6
Benteng Furgol

Otem memimpin jalan, sementara para Necromancer yang lain mengikuti dia sambil membawa undead mereka.

Dilihat dari kejauhan, pemandangan dari pasukan besar yang terdiri dari para undead yang mengikuti mereka bisa terlihat.

Weed dan para undead bawahannya juga mengikuti di barisan belakang.
Skeleton, Dullahan dan Death Knight bergerak bersama Weed, yang dengan gagah berani menunggangi kuda hantu miliknya.

Itu tak bisa disebut bahwa mereka memiliki jumlah yang besar, tetapi mereka adalah para prajurit elit yang ditempa melalui pertempuran-pertempuran sulit.

Elite Skeleton dan Elite Death Knight pengawal!

"Keuuu, tuan telah memerintahkan kita untuk berkumpul dan mengikuti dia."

"Semuanya, bergerak lebih cepat."

Para undead takut pada Weed. Itu bukan hanya karena Charisma dan Leadership miliknya tetapi juga karena kehendak yang kuat yang dia tampilkan dalam pertempuran!

Itu juga karena mereka menyaksikan perilakunya yang sembrono dalam menjatuhkan pasukan musuh meskipun itu berarti menempatkan para undead dalam bahaya.

Rasa takut yang dirasakan oleh pasukan undead: 87%

Dengan adanya rasa takut tersebut sudah cukup memotivasi mereka dalam pertempuran dan membuat mereka mengikuti Weed dengan setia.

Dalam pertempuran-pertempuran besar ketika satu titik telah runtuh, itu bisa menyebabkan reaksi berantai dan menghancurkan seluruh formasi. Meskipun hal ini tidak sering terjadi, rasa takut membantu mencegah terjadinya situasi semacam itu.

"Uhuk, jaraknya cukup jauh."

Hanya mendengar Weed batuk sudah menyebabkan para Skeleton menggigil layaknya pepohonan di musim dingin.

Para Skeleton berjalan sambil menyeret pedang mereka di tanah, sementara itu para Dullahan dan Death Knight melindungi bagian samping dan belakang. Hal itu tidaklah diperlukan, tetapi melihat hal itu, dia menilai bahwa itu akan lebih baik untuk bergerak dalam formasi sehingga dia memerintahkan mereka untuk melakukannya.

Berbagai undead yang lain berhamburan atau berkumpul, tertinggal dibelakang yang lainnya dan pada dasarnya melakukan sesuka hati mereka.

Itu adalah hal yang tak biasa bagi para Necromancer untuk membawa undead mereka. Mereka telah menetapkan tempat berburu dan tidak bergerak jauh dari tempat itu. Para Necromancer harus fokus beberapa kali dalam mengendalikan para undead.

Weed memberitahu mereka untuk berkumpul mengikuti dia, tetapi masih saja ada beberapa yang terpisah.

"Cepat, bergeraklah."

"Tuan telah berbicara. Jangan keluar dari posisimu!"

Para Death Knight dan Dullahan mengulangi perintah Weed dan mengkomando mereka.

Ketika bergerak, mereka menemukan kolompok Furgol pengintai, tetapi para Necromancer meluncurkan sihir mereka untuk menghabisi mereka.

"Kita harus menghemat Mana, jadi tolong bertarunglah secukupnya saja."

Saat mereka bertemu lebih banyak kelompok pengintai, para Necromancer mengurangi penggunaan mantra serangan mereka untuk menghemat Mana. Hasilnya, beberapa Furgol selamat dan melarikan diri.

"Beritahu kastil tentang invasi undead!"

"Mereka datang!"

Ada jarak cukup jauh diantara para Furgol, jadi mereka harus menyerang mereka dengan sihir.

Weed mengernyit sambil melihat mata-mata selamat yang melarikan diri.

"Hal ini akan menghasilkan sesuatu yang buruk."

Para Necromancer berusaha menenangkan kekhawatiran mereka.

"Jangan khawatirkan tentang kelompok pengintai. Tak peduli apa yang kita lakukan, tak mungkin mereka tidak mengetahui kalau kita mendekat."

Otem yang bertanggung jawab atas perjalanan ini. Para Necromancer berlevel tinggi yang lain menunggangi gerobak yang ditarik oleh para undead dan mengisi ulang Mana mereka dengan bermeditasi.

Selain mempercepat regenerasi Mana, meditasi juga menggandakan maksimum Mana milik player secara sementara.

Bisa dikatakan itu adalah sebuah skill yang harus dimiliki untuk menggunakan mantra berkelas tinggi atau bersiap untuk pertempuran besar.

"Ketika para mata-mata mendekat, kirim sebuah unit undead untuk memburu mereka. Untuk sekarang ini, mari kita menghemat Mana ketika masih dalam perjalanan."

Mengikuti instruksi Otem, para Necromancer berfokus pada pergerakan mereka bersama undead mereka dan mengabaikan para Furgol.

Beberapa kelompok pengintai mendekat sangat dekat dan berakhir dibantai, tetapi yang sering, mereka menjaga jarak dan hanya memperhatikan pergerakan para undead.

"Kita tidak boleh membiarkan para Furgol menyadari bahwa kita mendekat."
Weed memiliki firasat yang buruk tentang hal ini.

Pasukan undead yang sedang bergerak sekarang jumlahnya sangat besar. Pergerakan mereka lambat dan mereka tidak mengetahui medannya dengan cukup baik untuk mengkamuflasekan pergerakan mereka.

Meski demikian, jika mereka berpersiapan dengan baik, itu akan memungkinkan bagi Kerajaan Furgol untuk menyadari pergerakan mereka nantinya.

Mereka bukanlah manusia yang akan menyalakan sinyal tembakan diatas sebuah gunung ketika mereka menyadari pergerakan musuh. Dengan memburu para mata-mata secepat mungkin hingga tak ada yang selamat, Kerajaan Furgol mungkin tidak akan menyadari.

Membiarkan mata-mata yang selamat pergi adalah sesuatu yang tak akan pernah terjadi dibawah pengawasan Weed. Bahkan jika para kelompok pengintai tidaklah sekuat itu, setelah perang dimulai, mereka akan menghadapi mereka lagi di benteng.

Tak ada perlunya meningkatkan jumlah musuh. Memburu mereka ketika kau bisa melakukannya dan melibas habis segalanya, itulah metode milik Weed. 

‘Terserahlah, mereka bisa mengurus diri mereka sendiri.’

Weed hanya terus mengikuti dalam diam.

Para Necromancer saling bersaing diantara mereka sendiri untuk menjadi yang terbaik, jadi persaingan dan kecemburuan diluar batas normal.

Ini bukanlah saat yang menguntungkan untuk bergabung dan mayoritas dari pasukan disini adalah para undead yang dipimpin oleh para Necromancer.

‘Dibandingkan dengan komposisi secara keseluruhan dari undead, aku berada pada sisi lemah.’

Sambil secara terus-menerus diamati oleh kelompok-kelompok Furgol pengintai, mereka tiba di lokasi benteng. Tembok bentengnya terbuat dari tumpukan batu bata yang dibuat dari lumpur yang dibakar, dan benteng itu terletak di lereng yang sangat curam, membuatnya sangat sulit bagi para undead untuk mendakinya.

Prajurit Furgol sudah siap untuk pertempuran diatas tembok itu. Ketika pertempuran dimulai, itu menjadi jelas pihak mana yang lebih kuat.

Jeanne menghentikan meditasinya dan membuka matanya.

"Pasukan undead, serang!"

Mengikuti komando dari Necromancer, para undead berlari maju.

Skeleton, Ghoul, Zombie, Dullahan dan Death Knight!

Pasukan Weed mengikuti dibelakang para undead itu, tetapi tidak maju ke barisan depan. Itu karena Weed memerintahkan mereka untuk tidak bertarung dan menunggu.

Memang mudah untuk membangkitkan para undead, tetapi ketika mereka dihidupkan kembali, semua kemampuan yang dikembangkan sampai sekarang akan menghilang.

Dia harus mencegah kehilangan pasukannya dalam sebuah pertempuran penyelidikan!

Panah-panah yang ditembakkan para Furgol menghujani para undead. Sebagian kecil dari undead dengan HP rendah seperti para Skeleton tewas, tetapi yang lainnya sampai di sudut sempit yang mengarah pada benteng.

"Kiyauuuu!"

"Maju!"

Para undead berlari mendaki bukit.

Panah-panah milik Furgol difokuskan pada jalur sempit dan bebatuan besar menggelinding, menghancurkan undead yang ada di jalurnya. Sambil mencoba menghindari batu-batu itu, beberapa undead jatuh ke bawah tebing.

Mereka menderita korban yang besar sembari tak satupun dari mereka yang berhasil mencapai benteng. "Lupakan jalur itu, daki tebingnya!"
Jeanne berteriak.

Dengan Leadership miliknya saat ini, itu mustahil untuk mengkomando seluruh pasukan undead. Tetapi para Necromancer lain memberikan perintah yang sama dan para undead mulai mendaki tebing dengan kedua tangan dan kedua kaki mereka.

Undead memiliki kemampuan fisik yang menakjubkan dan mereka masih memiliki kemiripan naluri yang tersisa sehingga itu tidaklah mustahil bagi mereka untuk mendaki. Jeanne dan para Necromancer lain berpikir bahwa menyerang benteng melalui jalur yang merupakan tempat terkonsentrasinya seranganserangan musuh adalah hal yang mustahil. Meskipun mereka mencapai ujung dari jalur tersebut, akan sulit untuk melewati gerbang tanpa mengalami korban yang besar. Sehingga mereka memerintahkan serangan dengan mendaki tebing untuk membagi serangan musuh.

"Ayo kita ulur waktu sehingga para undead bisa mendaki keatas."

Para Necromancer menembakkan mantra-mantra serangan kearah benteng. Bola-bola api menghantam benteng dan asap hitam dari dark magic mengepul 
semakin besar setiap kali itu menyentuh Furgol, menghisap esensi mereka.
Mantra-mantra serangan tersebut sangat lemah dan itu tidak memiliki kekuatan untuk menghancurkan dinding. Itu hanya cukup untuk membuat para Archer dibenteng tersebut menghindar selama beberapa saat dan setelah itu para Archer melanjutkan menembakkan panah lagi.

Status dark magic'nya juga rendah, terhenti dan menghilang setelah beberapa saat kemudian. Selama waktu ini, banyak undead yang bisa mendaki tebing, tetapi saat tangan mereka tergelincir atau mereka kehilangan pijakan, mereka jatuh dari tebing dan menghantam tanah dibawah.

Ketika mereka jatuh, mereka menabrak undead lain. Saat mereka dibombardir musuh, banyak undead yang berkerumun dibawah.

Undead yang tanpa pertahanan menerima damage setiap kali mereka terserang oleh panah, ketika satu jatuh, puluhan dari mereka saling menabrak satu sama lain, semuanya jatuh dan hancur.

Mendaki tebing sudah jelas bukanlah taktik yang buruk dan itu layak dicoba lagi, tetapi mereka kekurangan persiapan.

Akan bagus jika para undead memakai helm, armor atau setidaknya perisai kayu, tetapi bagi undead, memakainya atau tidak adalah hal yang sama.

Dengan semua kesulitan itu, para undead berusaha untuk mendaki ke benteng itu, tetapi itu mustahil bagi para Skeleton, Dullahan dan Death Knight untuk menggunakan tangan kosong mereka untuk mendaki dinding batu bata yang tertumpuk rapat ini tanpa tangga.

Mereka sering tergelincir dan ketika mereka berusaha agar tidak jauth, mereka terserang panah dan mati.

"Ini mustahil. Mundur!"

Pada akhirnya Jeanne menyerah dan memanggil kembali para undead bersama para Necromancer yang lain.

Menuruni bukit tidaklah mudah, dan juga para Furgol tidak diam saja.

Menghitung jumlah undead yang berhasil kembali dengan aman, sekitar sepertiga dari pasukan tersebut terluka.

Tentu saja, unit milik Weed nyaris tak memiliki korban dan harus menerima tatapan-tatapan dari yang lainnya, tetapi mereka tidak dalam situasi untuk berargumen tentang hal itu.

* * *


"Apa kita akan menyerah pada quest Immortal Legion seperti ini? Pada tingkat ini, para Furgol Warrior akan kembali dan itu akan menjadi jauh lebih sulit lagi."

"Yah, sudah pasti kita harus mencoba beberapa serangan lagi. Tetapi tanpa rencana yang bagus saat ini, jangan terlalu mengharapkan hasil yang besar."

"Itu tampak seperti questnya akan selesai jika kita memiliki lebih banyak Necromancer. Bukankah itu tidak cukup hanya dengan kita saja?"

"Mungkin ini adalah akhir dari kita."

Itu tidak akan berlebihan untuk membiarkan quest Immortal Legion dari Barkhan berakhir seperti ini.

Karena itu adalah sebuah quest yang diberikan pada semua Necromancer, itu bukanlah sebuah quest sederhana dengan kesulitan yang jauh lebih tinggi. Jika para Necromancer berkembang dengan cepat dan jumlah Necromancer-nya meningkat, itu akan menjadi jauh lebih mudah dari sekarang. Namun, situasinya sama sekali tidak seperti itu.

Ketika para Necromancer ini kehilangan kehendak mereka dan sedang mendiskusikan apa yang akan terjadi selanjutnya, Weed menjahit kancing seperti biasanya.

"Memang benar, mendapatkan tumpangan gratis memang mustahil."

Itu akan benar-benar bagus jika dia bisa hanya mengamati dan questnya berakhir seperti itu, tetapi situasinya tidaklah semenguntungkan itu.

Para Necromancer sangat kikuk dalam bekerjasama dan pertempuran kelompok.

Itu menyesakkan untuk melihat mereka menilai bahwa dengan memanggil undead sebanyak mungkin untuk bertarung merupakan hal yang cukup.

"Sungguh orang-orang naif, mereka memilih menjadi Necromancer namun bahkan belum menyerang, menjarah atau melakukan kejahatan..."

Jika Weed adalah seorang Necromancer sejak awal bukannya seorang Sculptor, sudah pasti dia akan mengumpulkan undead dan sudah menghancurkan beberapa kota industrial.

Para Necromancer naif dan teliti ini tidak tau hal dasar tentang penyerangan, itu sudah tampak jelas dengan tindakan-tindakan kikuk mereka.

Ketika gerbang benteng Furgol terbuka, hal pertama yang dia rencanakan untuk dilakukan adalah menghitung harta, dimulai dari sebuah sendok. Tetapi dia harus khawatir tentang bagaimana caranya menaklukan benteng itu terlebih dahulu.

"Ada banyak pilihan yang memungkinkan."

Berkat pengalamannya dari banyak pertempuran, dia mendapatkan taktik mengeksploitasi kelemahan dari benteng tersebut dengan cepat.

Weed menggumamkan salah satu taktik miliknya didekat Harien.

"... harus melakukan itu."

"Maaf?"

"Bahkan jika tujuan utamanya adalah untuk menaklukan benteng... Tak ada perlunya untuk terburu-buru sampai dukungan mereka tiba..."

Weed tidak memulai percakapan, dia bergumam, berpura-pura berbicara sendiri.

* * *

"Bergerak lebih cepat! Aku mendengar berita bahwa kerajaan kita tengah diserang oleh para undead."

Bala bantuan Furgol!

Para Furgol Warrior yang menyebar untuk berburu tengah bergegas kembali ke kerajaan mereka.

Jumlah mereka lebih dari 9.000!

Jika semua Furgok berkumpul, pasukan mereka akan bisa mengepung para Necromancer dan menghabisi mereka.

"Serang!"

Tetapi, bukannya kehilangan kekuatan mereka pada pertempuran penyerbuan, para Necromancer menyergap para Furgol Warrior yang sedang dalam perjalanan kembali.

Mereka menggunakan tempat-tempat terbaik untuk menyembunyikan para undead dan menyergap para Furgol, melibas habis mereka.

Ketika para Furgol tewas, mereka dibangkitkan sebagai undead, menggandakan pasukan milik para Necromancer.

Bagian terbaik adalah jumlah bala bantuan yang bergerak kembali telah menurun.

"Mengetahui bahwa bala bantuan datang, bukannya jatuh dalam bahaya saat berusaha menaklukan benteng secepat mungkin, hanya memburu bala bantuan terlebih dahulu adalah hal yang tepat!"

Di daratan yang datar, bisa dikatakan bahwa kekuatan para undead sangatlah luar biasa.

Itu memungkinkan untuk mengalahkan musuh dengan sejumlah Skeleton dan setiap kali para Furgol mati, mereka bisa menimbulkan lebih banyak damage menggunakan Corpse Explosion atau mengubah mereka menjadi undead.

Para Necromancer memimpin pasukan mereka dari segala arah dan menghabisi para Furgol Warrior. Bukan hanya untuk tujuan dari quest, mereka memberi exp dan item-item yang cukup bagus.

"Bunuh mereka semua, ada banyak tempat lain untuk didatangi, jadi bergegaslah."

Weed memimpin pasukannya, memburu para Furgol Warrior sambil mendapatkan exp.

Strategi yang dia beritahukan pada Harien secara tidak langsung bukanlah suatu strategi jenius atau sesuatu seperti itu.

"Memburu monster cepat atau lambat, tak ada bedanya. Jangan ada yang disisakan!"

Tak mempedulikan tentang depan dan belakang, dia hanya memandang mereka sebagai exp dan item!

Para Necromancer bisa memburu sekitar 80% dari para Furgol Warrior. Mereka sepenuhnya memulihkan pasukan yang telah hilang dan menambahkan lebih banyak lagi.

Mereka menyusun ulang mereka sebagai Skeleton Warrior, Skeleton Mage, dan Skeleton Archer yang ringan namun keras, yang sesuai untuk penyerbuan.

Tanpa adanya bala bantuan yang datang, para Furgol terjebak didalam benteng mereka, tak bisa selamanya menahan penyerbuan para Necromancer. Mereka menyebarkan penyakit menular didalam benteng dan dengan pertempuran yang berulang-ulang, temboknya runtuh sedikit demi sedikit. Ketika para prajurit Furgol keluar untuk memperbaikinya, mereka terus-menerus diserang, menyebabkan jatuhnya korban dan akhirnya para Necromancer berhasil menaklukan benteng itu.

Quest selesai!

Perbedaan taktik dalam pertempuran tersebut layaknya langit dan bumi.

"Terimakasih. Dengan saranmu, kita bisa memenangkan pertempuran dengan nyaman."

Harien mendekat dan mengucapkan rasa terimakasihnya, tetapi Weed sedang memperhatikan kayu-kayu dan buah-buahan kering yang menumpuk didalam tempat penyimpanan milik Furgol dengan keputusasaan.

Dia berpaling mengunyah kulit buah-buahan yang kering sambil penuh kesedihan.

* * *


Weed naik pangkat menjadi salah satu komandan pemimpin dalam Immortal Legion. Itu adalah suatu posisi yang memungkinkan dia memimpin sebuah unit undead didalam Immortal Legion!

"Aku telah mendengar tentang prestasi besarmu dalam pertempuran dan datang kesini. Aku menyatakan kesetiaanku padamu."

Semakin banyak undead yang datang untuk menjadi salah satu bawahan Weed.
Itu menjengkelkan bagi para Skeleton untuk berjalan kearah dia dengan sendi-sendi yang bergemeretakan.

"Kalian pahamilah sendiri dan berbaris."

Bahkan sekitar tingkatan Dullahan menjadi sedikit melelahkan.

"Apa kau tau bagaimana menghunus sebuah pedang? Jika kau bertarung dengan cukup baik, itu tak masalah."

Weed bahkan tidak berkedip meskipun Death Knight datang untuk bekerja dibawah dia. "Oh, kau datang." Begitulah!

Tak peduli seberapa banyak upaya yang dikerahkan untuk meningkatkan mereka, dia bukanlah seorang Necromancer dan para undead tak bisa dibuat menjadi bawahan sejatinya.

Weed adalah seseorang yang akan mencuci sumpit sekali pakai untuk digunakan lagi, tetapi setelah questnya berakhir, itu tak diketahui apakah mereka akan kembali menjadi undead musuh.

Sebenarnya, pasukan pertama yang dikirim oleh Immortal Legion untuk menaklukan Morata telah dimusnahkan. Itu adalah pasukan yang besar yang terdiri dari 120 ribu undead, tetapi jumlah yang berkeliaran cukup mengejutkan, dan sisanya dihentikan oleh para Paladin dari Order of Freya dan para player Morata. Para player senang karena mereka bisa meningkatkan Faith mereka dan mendapatkan armor, pedang dan item-item antik yang telah lama terkubur.

Tetapi menurut rumor dari Immortal Legion, sebuah pasukan yang lebih besar terdiri dari 190 ribu undead telah dikerahkan dan diberangkatkan.

Perang antara Morata dan Immortal Legion sedang berlangsung. Jika Barkhan mendapatkan kembali kekuatan penuhnya, Morata akan berubah menjadi abu dan kota yang ditaklukan oleh para undead.

Ketertiban umum Morata menurun dengan tingkat yang cepat, perasaan kegelisahan mengalir masuk pada para pemula dan penduduk. Jika bukan karena Grand Cathedral, mereka akan berada dalam situasi yang lebih buruk.

Lagipula, pasukan milik Weed tidak terlalu buruk juga. Meskipun ada perbedaan peringkat atau kelas, jumlah Skeleton mencapai sedikit diatas 600, Dullahan 123, dan Death Knight 89. Mulai sekarang dan seterusnya, quest yang Weed terima adalah tentang memimpin pasukannya kedalam pertempuran.

Perintah yang diberikan pada dia, seperti menekan monster di bukit atau didalam gua dan mengamankan jalur untuk pasukan undead.
Karena Charisma milik Weed sangat tinggi, para undead sangat mematuhi dia, tak ada masalah dalam menyelesaikan quest kelas C.

"Bagaimanapun juga ini bisa dikerjakan. Hadiahnya tak terlalu bagus dibandingkan dengan berburu secara langsung."

Ketika Weed menyelesaikan quest, seorang player Necromancer membawa pasukan undead miliknya mendekati dia. "Halo."

Mengingat bahwa pihak lain yang menyapa terlebih dahulu, Weed mengangguk untuk menjawab.

"Halo."

Biasanya para Necromancer menutupi diri mereka dengan jubah sampai kepala mereka dan membawa staf dengan tengkorak diatasnya. Weed mengenakan full armor dengan sebuah pedang digenggam disamping, dan orang yang membawa undead mereka, sapaan biasanya merupakan pemandangan yang aneh. Tetapi itu sangat canggung untuk saling menyapa satu sama lain.

‘Apa dia mengatakan Marey?’

Dibandingkan dengan para player lain di lembah itu, Weed adalah pendatang baru, sehingga dia hanya mengetahui nama mereka.

Para Necromancer kadang-kadang memang bekerjasama, tetapi di kebanyakan waktu, mereka selalu bersaing, berburu dan mengerjakan quest tanpa akhir. Mereka tidak memiliki party dan sehingga mengetahui sangat sedikit tentang orang lain.

Dengan suara pelan, Marey memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.

"Namaku Marey. Aku yakin kau telah melihat aku lewat berkali-kali, ketika kita adalah Skeleton dan Ghost, dan sekarang di lembah ini."

"Ya, aku tau itu."

"Aku paham. Tapi profesiku yang sebenarnya adalah seorang Bard." 

"Ya?"

Weed memiliki kepribadian yang tidak mudah terkejut, tetapi kali ini, dia sangat terkejut.

Marey Stanbard, jika profesi aslinya adalah seorang Bard, maka tak salah lagi. Ranker yang memiliki posisi di Kerajaan Halsburg, dikenal sebagai yang terbaik diantara kelas Bard, dia adalah seorang player yang sangat terkenal.

"Bagaimana bisa kau ada disini..."

"Kurasa kau ingin tau? Menjelaskannya sangatlah rumit, tak akan ada akhiran dari ceritanya, tetapi haruskah kita mengatakan bahwa aku datang kesini dengan mengikuti angin dan sekarang menyusun sebuah himne untuk undead?"

"....."

Para Bard sering kali menyerupai para Adventurer.

Tak seperti para Adventrurer yang menggali jauh kedalam legenda atau dungeon, para Bard berkeliaran tanpa tujuan.

Itu adalah sebuah kelas yang mengetahui segala macam cerita dan rumor, sambil memainkan alat musik! Bahkan jika mereka memiliki Fame yang rendah, mereka bisa menarik keluar perasaan simpatik terhadap mereka dan membuat penduduk desa menceritakan cerita-cerita mereka. Ketika sebuah quest sudah dipertengahan jalan, bahkan pinalti mereka sangat sedikit.

Banyak yang memilih kelas ini karena pesonanya dan bahkan di Morata, Bard adalah sebuah kelas yang benar-benar populer.

Marey dengan penasaran menanyai dia.

"Tetapi, apakah aku God of War Weed?"

Jika Weed menggunakan skill Sculptural Shapeshifting untuk menyembunyikan identitasnya, penampilannya akan sepenuhnya berubah. Meskipun orang lain memiliki mata yang tajam, sulit untuk menyadarinya.

Sekarang ini dia tidak menggunakan skill tersebut, tetapi bahkan ketika dia berubah menjadi seorang Death Knight, Marey menyadari dia.

"Bagaimana kau tau?"

"Satu hal yang bagus tentang para Bard adalah bahwa mereka memiliki telinga yang sangat peka. Bahkan melalui suara hewan dan getaran tanah, kami bisa mendengar cerita. Kami bisa menguping informasi dengan cara ini. Sekarang ini, kau adalah yang membuat pencapaian terbesar yang tak bisa dibandingkan dengan para Necromancer lain."

Persaingan diantara para player memang berada pada sisi yang sangat sengit, berniat menjadi orang yang paling depan adalah Weed.

Para Necromancer sibuk berfokus pada pertempuran mereka dan membawa undead mereka sehingga mereka tak punya waktu untuk memperhatikan orang lain.

Tetapi karena Marey memiliki banyak pengalaman dalam petualangan, hanya dengan mendengarkan ceritacerita latar belakang tentang seseorang dengan pemanfaatan yang paling berbeda, dia menyadari bahwa itu adalah Weed.

"Para Necromancer naif itu tak akan bisa menunjukkan pergerakan seperti itu dalam pertempuran. Satu-satunya orang yang bisa maju sejauh ini tanpa memanggil undead adalah Weed. Aku telah memperhatikanmu dalam waktu yang lama dan sepenuhnya yakin bahwa itu adalah kau."

Bahkan diantara para player Necromancer, rumor bahwa Weed sedang mengerjakan quest telah menyebar luas.

Dengan secara terus-menerus menyelesaikan quest berantai, mereka penasaran apakah mereka bisa bertemu Weed serta Barkhan!

Tetapi sebenarnya, mereka tidak menyadari bahwa Weed memulai dari bawah sebagai seorang Skeleton bersama mereka.

"Deduksimu adalah yang paling mengesankan."

Tangan Weed perlahan-lahan meraih pedangnya.

Sejujurnya, dia telah menghasilkan rasa dendam hampir di segala tempat, ditempat kosong manapun yang bukan sebuah desa atau kota, dia tak boleh berpikiran kosong. Bahkan jika pihak lain adalah Bard terbaik, dia sendiri adalah seorang Sculptor yang paling brilian diantara para player.

Seorang Bard adalah yang paling tangkas dan bisa memakai armor atau pedang, jadi itu lebih dekat dengan kelas tempur. Tetapi yang paling tidak menguntungkan adalah sangat mudah terserang.

Dan juga dia adalah seorang Death Knight sekarang ini dan memiliki banyak undead yang mengikuti dia.

‘Haruskah aku menghabisi dia?’

Di Benua Versailles yang luas ini, dengan begitu banyak orang didalamnya, Marey mendekati Weed dengan cara yang bersahabat.

Tetapi dalam pikiran Weed, godaan itu semakin mendekat.

‘Jika aku membunuh dia, dia pasti akan menjatuhkan beberapa item bagus. Setidaknya satu item unik yang bisa digunakan dengan level 380 akan dijatuhkan?’

Weed sudah membuat suatu perkiraan!

Faktanya, Marey memiliki reputasi yang bagus diantara para Ranker di Royal Road.

Ketika bepergian secara bebas, dia kadang-kadang mengalami kecelakan, tetapi dia sangat bersahabat dengan para pemula dan memiliki kemampuan luar biasa dengan alat musik.

‘Pasti itu semua adalah rumor-rumor tak berdasar. Bagaimana bisa aku mempercayai semua itu?’

Itu adalah suatu rawa ketidakpercayaan yang dalam yang sulit untuk berenang keluar darinya.

‘Ya, meskipun itu bukanlah item unik, akan ada item drop yang layak. Dengan uang yang aku dapatkan dengan menjualnya, aku bisa membeli nasi dan memasaknya, kemudian aku akan senang ketika memakannya...’

Dalam pikirannya, dia sudah mempersiapkan Marey dan memutuskan durasi dari pelangan untuk item-itemnya. Tetapi membunuh player lain yang berlevel tinggi bukanlah cara Weed untuk mendapatkan uang. Itu jauh lebih baik untuk mendapatkan pendapatan yang stabil sambil berburu dan meningkatkan level. Namun dihadapan dia, seorang mangsa yang sangat lezat telah muncul.

Kehidupan Marey semakin terancam setiap kali dia mendekat.

Tetapi Marey mengulurkan tangannya terlebih dahulu.

"Maukah kau berburu dalam party bersamaku?"

"Apa?"

"Sejujurnya, dibandingkan dengan Weed-nim dan orang lain disini, aku memiliki tujuan yang berbeda. Apa kau mengetahui Bard dengan baik?"

Tentu saja Weed tau tentang Bard serta yang lainnya. Karakteristik kelas, instrumen yang mereka gunakan, harga equipment, bahkan sampai poin tentang pendapatan dari pertunjukan mereka berdasarkan pada skill nyanyian dan instrumen.

"Tujuanku adalah untuk membuat sebuah himne tentang undead. Dan jika memungkinkan, aku bisa membuat suatu syair epik jika aku aku berada disamping seseorang yang sedang mengerjakan suatu quest yang besar, jadi, aku akan menyerah pada hak-hak mengenai item-item yang didapatkan dari berburu dan quest."

Jika himne atau syair mereka menjadi terkenal, itu akan menyebar diseluruh benua. Para Bard bisa mendapatkan Fame dan uang dan jika lagu mereka menjadi populer, statistik seperti Charisma dan Charm juga meningkat.
Itu juga merupakan romansa dari Bard untuk bepergian diseluruh benua dan merasakan quest dan pertempuran, mereka bisa menerima quest diluar kemampuan dan batasan mereka.

Marey memegang jubahnya yang compang-camping dengan tangan kanannya untuk menutupi tubuh bagian atasnya dan sedikit menundukkan tubuhnya.

"Bepergian di benua dan menulis lagu, itu bisa dikatakan bahwa itu adalah takdir dari semua penyanyi. Aku tidak tau permintaan apa yang ingin kau capai, tapi aku tidak akan menjadi suatu halangan. Maukah kau membentuk party dan berburu bersamaku?"

Para Bard bisa mendapatkan hadiah hanya dengan menonton pertualangan orang lain dengan mata mereka sendiri.

Itu adalah suatu tawaran yang sama sekali tidak akan merugikan Weed. Tetapi Marey yang mendekat pada Weed terlebih dahulu layaknya mendapatkan dana cicilan dari sebuah bang perampok!

"Baiklah, ayo pergi bersama."

Hanya dengan melihat kelas mereka, itu adalah kelahiran dari kombinasi yang sangat janggal dari seorang Bard dan seorang Sculptor.

* * *

Zabrin meningkatkan pencapaiannya secara berlimpah di desa Kapua.
Saat dia dipromosikan menjadi seorang Ghost, Guild Hermes mengirimkan item apapun yang dia perlukan. "Itemmmmmmm, Adalahhhhhh, yangggg, terbaikkkkkk."

Meskipun levelnya rendah, dia bisa mendapatkan efek yang besar dari item-item.

Dua Warlock datang dari Guild Hermes dan memberikan mantra blessing pada dia, Zabrin bisa berburu monster secara besar-besaran. Dia secara aktif memanfaatkan cincin petir dan cincin pengancur yang hanya bisa digunakan oleh Ghost atau Undead.

Sekitar setengah dari semua Necromancer di Desa Kapua berkumpul.

"Akuuuuu, akannnnn, berbagiiiii, itemmmmm, yangggg, kauuuuu, butuhkannnnnn."

Melalui bermurah hati memberi item-item, Zabrin bisa mengumpulkan para player pada dia.

Memang benar bahwa Polon, para Knight dan pasukan Mage datang untuk menangkap Weed. Tetapi berbeda dengan niat mereka, para Necromancer menarik minat mereka.

Itu bukanlah sebuah kelas ideal untuk party berburu ataupun petualangan. Ada banyak saat-saat mereka tak bisa memasuki desa dan penduduk desa merasa jijik pada mereka, mengeluh karena baunya.

Para Necromancer memiliki kekuatan yang besar, tetapi hal itu sebanding dengan pengalaman diskriminasinya. Tetapi dalam pertempuran, mereka adalah yang paling berguna.

Di Benua Tengah ada pertempuran tanpa akhir yang masih berlangsung, besar dan kecil. Setelah Guild Hermes menaklukan Kerajaan Haven, mereka sedang beristirahat untuk memperkuat kekuatan mereka, tetapi itu diketahui secara luas bahwa itu bukanlah penantian yang panjang.

Bahkan jika Guild Hermes tidak bertindak terlebih dahulu, guild-guild dari kerajaan-kerajaan terdekat akan membentuk suatu kesatuan dan menyerang terlebih dahulu. Jika mereka bisa membawa para Necromancer kedalam Guild Hermes dalam sebuah situasi seperti ini, mereka akan menjadi aset besar dalam pertempuran.

Dalam rapat dari para kepala eksekutif Guild Hermes, mereka mengintruksikan Zabrin untuk memberi item-item untuk merekrut player sebanyak yang dia bisa.

"Bisakah kita mendapatkan.... Immortal Legion?"

Tentu saja Guild Barkhan menginginkan Immortal Legion milik Barkhan juga.
Pasukan undead sudah komplet!

Jumlah prajurit yang tak ada habisnya yang bahkan tak membutuhkan makanan. Menurut laporan Zabrin, setelah mereka sampai disana, ada quest yang jumlahnya tak ada habisnya. Mereka tidak tau apa yang ada diujung dari quest tersebut, tetapi harapan mereka membumbung tinggi.

Menjadi Necromancer terbaik dan menjadi pewaris Barkhan.

Dan kemudian mewarisi Immortal Legion miliknya.

"Jika itu terjadi, tak akan ada masalah apapun dalam memburu Weed."

Ada kemungkinan yang tinggi bahwa Weed ada disuatu tempat di area ini, tetapi itu bukanlah masalah jika dia tidak ada.

Mereka bisa saja membawa para undead dan mengubah Morata manjadi abu, menimbulkan damage yang besar pada mereka yang menentang Guild Hermes. Itu adalah suatu perhitungan yang bisa menberi angin segar pada Guild Hermes, menyediakan item-item pada Zabrin sangatlah layak.

Polon seringkali berbicara pada kepala eksekutif dari guild.

— Bagaimana caranya kau menangani para Necromancer tingkat atas di lembah itu?

— Seperti Jeanne dan Harien?
— Ya, itu benar.
— Jika memungkinkan, merekrut mereka adalah yang paling ideal. Mereka berada lebih dekat dengan otoritas mengendalikan Immortal Lagion daripada Zabrin. 
— Aku akan merekrut mereka kalau begitu.

Kebanyakan player Necromancer, termasuk Jeanne, sudah jadi anggota guild. Tetapi kau tak akan pernah tau apa yang akan terjadi ketika Guild Hermes memberikan rekomendasi untuk bergabung dengan mereka.

— Jika mereka menolak untuk bergabung dengan Guild Hermes.....
— Maka aku akan menanganinya dengan tepat.
— Dan juga, ada Necromancer-Necromancer yang tidak sepenuhnya diperiksa. Kemungkinannya tinggi bahwa salah satu dari mereka adalah Weed?
— Ya, itu mungkin saja. Para Necromancer aktif sambil secara sengaja menyembunyikan nama mereka.
— Carilah kedalamnya dan bunuh siapapun yang tidak teridentifikasi. Itu akan menjadi contoh yang bagus bagi mereka yang tidak mau mengikuti kita.

Guild Hermes membenci melewatkan hal-hal secara samar. Jika mereka tak bisa memilikinya, mereka akan menghancurkannya. Itu adalah salah satu alasan kenapa reputasi jahat mereka membumbung tinggi, tetapi didalam Kerajaan Haven, tak ada yang bisa menentang mereka. Meskipun ada ketidakpuasan, tak ada kasus dimana seseorang berani mendekati Guild Hermes dan membalas dendam pada mereka.