LMS Vol 28 Chapter 8 - Bahasa Indonesia
Table of Contents
The Legendary Moonlight Scupltor
Jilid 28 Chapter 8
Armor yang Dirampas
Armor yang Dirampas
HP milik Weed hanya sekitar 40.000. Dibandingkan dengan levelnya, dia memiliki HP dan Defense yang lebih rendah, tapi dia dapat mengatasi itu dengan Perseverance dan armor miliknya.
Serangan Bardray cukup kuat, sehingga dia kehilangan 17.000 HP. Black Knight memiliki equipment level tinggi, dan berbagai blessing diterimanya dari para Priest, sehingga serangan frontal darinya hampir selalu sukses.
"Kuook."
Weed terpental dan jatuh ke tanah.
"Master!"
Tori bergegas untuk menghadang Bardray. Tori bisa menyerang dan bertahan, tapi dia tidak akan sanggup bertarung satu-lawan-satu tanpa mengalami cedera. Untungnya, Tori berada dalam kondisi yang baik dibandingkan dengan Van Hawk, karena dia bisa menghisap darah untuk memulihkan tubuhnya sendiri.
‘Metode ini tidak akan berguna.’
Weed menyentuh dadanya, dimana terdapat armor yang mengkerut. Level Bardray jelas-jelas lebih tinggi daripada level miliknya sendiri. Skill serangan Bardray juga lebih unggul. Selain Radiant Sword, dia tidak memiliki skill berguna lainnya untuk melawan Bardray.
Hal yang membedakan Weed dari player lain adalah statistiknya yang jauh lebih tinggi. Statistiknya menumpuk karena skill miliknya sebagai seorang Sculptor. Skill Blacksmith dan skill Seewing bisa menjadi bantuan yang berarti baginya.
Bardray meningkatkan statistiknya dengan menyelesaikan dungeon, berburu monster kelas bos dan menyelesaikan quest sulit bersama Guild Hermes.
Jika perbandingan statistik mereka diperhitungkan, maka mereka berdua berada di level yang hampir setara.
Sekarang, Weed membutuhkan tindakan signifikan untuk mengubah situasi tak menguntungkan ini. Disaster Nature Sculpting!
‘Letusan gunung berapi, gempa bumi, longsor, runtuhnya tambang atau bahkan memenuhi gua ini dengan air... itu semua pasti akan berguna.’
Tapi, aktivasi Disaster Nature Sculpting memerlukan patung yang tepat. Walaupun Weed memiliki patung letusan gunung berapi, ada kemungkinan dia juga ikut mati ketika bencana alam tersebut terjadi. Jika bencana itu terlalu besar, maka kemungkinan besar dia akan memecahkan mangkuk nasi miliknya sendiri*! Jika dia menyebabkan letusan gunung berapi, maka dia tidak akan bisa melarikan diri dari gua, dan dia akan berakhir dengan terjebak di dalam bencana alam yang diciptakannya sendiri.
‘Ada juga skill Summon Sculpture, tapi aku tidak ingin menggunakan itu.’
Dia bisa saja memanggil beberapa patung hidup sebagai bantuan. Tapi tempat ini terlalu terbatas untuk Phoenix dan Bingryong, sehingga mereka tidak akan bisa bergerak dengan bebas. Para Wyvern terlalu lemah, sehingga dia tidak bisa memanggil mereka. Geumini dan Yellowy pernah bertarung di Las Phalanx, namun Weed akan sangat menyesal jika dia memaksa mereka bertarung sampai mati lagi. King Hydra akan lebih cocok untuk dipanggil, tapi dengan adanya Red Belkain disini mungkin akan merubah suasana menjadi semakin rumit, karena mereka berdua akan bertarung satu sama lain.
"Aku harus melakukan ini sendirian."
Weed memutuskan untuk bertarung sendirian. Dalam situasi terburuk dia hanya akan kehilangan sedikit exp, penguasaan skill, dan equipment.
"Aku harus kembali bangkit, dan mencoba sekali lagi. Bardray, aku benar-benar bisa merasakan kekuatan dari orang yang disebut terkuat di Benua Versailles."
Weed belum pernah bertemu saingan sekuat ini sebelumnya. Dia pernah berhadapan dengan beberapa orang dari guild-guild bergengsi pada suatu quest, tapi dia selalu lebih kuat. Sekarang, lawan yang tengah dia hadapi adalah Bardray! Nyawanya akan melayang jika dia dikalahkan, tapi untuk saat ini, dia memiliki keberanian. Jika setetes kecap dikubur bersama secuil kecambah, maka kecambah tersebut akan tumbuh dimana saja di Benua Versailles.
Weed membalutkan perban pada luka di sekujur tubuhnya dengan cepat. HP Tori turun drastis ketika bertarung dengan Bardray. Ini disebabkan oleh holy damage yang diterimanya dari dukungan para Priest.
"H-Haus."
Dia bertarung lebih keras ketika HP-nya turun. Weed berpikir didalam benaknya, ‘Tori, aku datang sekarang.’ Dia berpikir untuk mendaratkan pukulan kejutan pada Bardray. Namun, serangan mendadak seperti itu tidaklah efektif.
"Oheok!"
"Bardray-nim, bahaya!"
Para Priest Guild Hermes yang menonton pertempuran menyadarinya sedetik sebelum dia berhasil melayangkan pukulan. Pertempuran melawan Red Belkain sudah cukup stabil, sehingga mereka masih sempat mengalihkan pandangannya ke arah Bardray. Red Belkain kehilangan HP dan Vitality karena serangan gencar.
Weed berlari ke sisi Bardray.
"Seven Celestial Footsteps!"
Itu adalah teknik yang bisa mengubah arah setiap langkah! Dengan Wind Sprint yang juga sedang diaktifkan, dia bergerak dengan sangat cepat, sampai-sampai bayangan di belakangnya terlihat dengan begitu jelas.
"Dari tadi aku sudah menunggu kedatanganmu."
Bardray memblokir laju Weed dengan pedangnya, seakan-akan dia sudah tau bahwa ini akan terjadi. Weed tau bahwa serangannya memiliki batas.
‘Kemampuan armor miliknya benar-benar menakjubkan. aku nyaris tidak memberi damage padanya.’
Jika serangan kuat hendak digunakan, maka dia harus memanfaatkan waktu yang dibutuhkan oleh Bardray untuk mengaktifkannya. Weed segera menoleh ke samping dan melanjutkan serangannya.
"Sword Dance!"
Acungkan, tikam, tebas!
Serangan pedang terus-menerus membuatnya sulit untuk merespon. Dia mencari celah di antara pertahanan Bardray.
"Ini tidak akan cukup."
Bardray berkata sambil menahan serangan itu dengan pedangnya. Beberapa serangan dia lewatkan, sementara beberapa serangan terblokir dengan sempurna. Weed berpindah ke sisi dan terus menyerang.
Meskipun Bardray mencoba mundur 1 atau 2 langkah untuk melakukan serangan balik, tapi Weed terus menekannya lebih keras.
‘Perbedaan antara level dan equipment kita tidak begitu signifikan dalam pertempuran jarak dekat. Jika 1 atau 2 serangan lolos dari tangkisannya, maka aku hanya harus menyerangnya ribuan kali!’ Kecepatan Weed sangat tinggi, sehingga Bardray tidak bisa menangkis semua serangannya.
Pedangmu telah diblokir oleh pertahanan.
Kamu telah memukul armor bahu lawan!
Sebuah serangan yang akurat telah berhasil mengenai sasaran.
Armor telah menyerap banyak kekuatan destruktif pedang.
Vitality menurun sebesar 149.
Kamu telah memukul armor bahu lawan!
Sebuah serangan yang akurat telah berhasil mengenai sasaran.
Armor telah menyerap banyak kekuatan destruktif pedang.
Vitality menurun sebesar 149.
Pedangmu berbenturan dengan pedang lawan.
Pedangmu menusuk dada lawan.
Serangan yang akurat telah berhasil mengenai sasaran.
Critical hit!
Lawan memakai item yang memberikan kekebalan terhadap kebingungan dan kelumpuhan.
HP menurun sebesar 617.
Tarian pedang Weed sangatlah cepat. Kecepatan serangan itu hampir mustahil untuk dilihat. Bardray terus berusaha memblokir serangan demi serangan dengan pedangnya pada berbagai sudut, dan dia pun melancarkan serangan balik.
"Lumayan bagus."
Tapi Bardray memahami fakta bahwa kekuatan serang Weed semakin lemah ketika pedangnya berbentrokan dengan pedang lawan. Serangan Weed mungkin memang cepat, tapi Bardray tidak perlu menangkis semua serangan tersebut. Bardray mulai melancarkan serangan balasan, dan pertempuran keduanya bahkan semakin ganas.
Dia teringat sesuatu yang Geomchi pernah katakan ketika mereka latih tanding.
— Lihatlah lawanmu. Jika kau melihat langsung pada lawanmu, maka kau tidak akan kalah.
Dia menatap Bardray pada mata, bahu dan otot yang tersembunyi oleh armor. Suara dentangan pedang memenuhi sarang Belkain, dan itu terdengar begitu nyaring layaknya permianan instrumen musik. Weed mengkonsentrasikan sarafnya sembari dia bertarung dengan hati-hati.
Api terbang dengan paksa, ketika kedua pedang saling menebas satu sama lain. Api itu berbentuk seperti gelombang yang bergejolak! Bardray tidak melihat jendela pesan.
‘Ini benar-benar cukup untuk membuatku gugup.’
Level Weed memang lebih rendah, dan Bardray mengunggulinya dalam berbagai aspek. Perbedaan antara kekuatan dan kemampuan menangani pedang terlihat begitu jelas. Namun, serangan agresif beruntun memaksa Bardray kehilangan inisiatif dan harus bertahan.
‘Untung saja aku bertemu dengannya sekarang. Mungkin akan lebih berbahaya jika aku bertemu dengannya nanti.’
Weed akan tumbuh dengan sangat cepat, sambil melanjutkan petualangannya. Bardray menganggap bahwa dirinya beruntung karena berhadapan dengan Weed saat ini, yaitu ketika levelnya jauh berada di bawah.
‘Aku benar-benar akan mengalahkannya. dia tidak akan mampu menghadapiku lagi.’
Levelnya cukup tinggi untuk menggertak orang. Dia ingin membuktikan bahwa Black Knight memiliki kekuasaan tertinggi, sehingga pedang Bardray memberikan damage seirus. Dia memperkirakan bahwa serangan yang dilancarkan oleh Weed secara beruntun itu adalah serangan sepele, sehingga sebagian besar damage bisa diserap oleh armornya.
Dia hanya harus melindungi titik vital, dan mempersiapkan serangan balik terhadap Weed. Tentu saja, jika dia menggunakan skill jangkauan luas, pertarungan ini bisa berakhir dengan lebih mudah.
"Jika memang hanya ini kemampuanmu, maka saatnya mati."
Bardray semakin erat memegang pedangnya.
"Spatial Destruction!"
Spatial Destruction terjadi pada radius di sekitar mereka! Angin ribut menyapu daerah tersebut.
"Kuuuk."
"Lakukan dengan lebih cepat!"
Para anggota Guild Hermes yang sedang melawan Red Belkain juga menerima damage. Para Priest langsung saja menggunakan sihir penyembuhan. Biasanya, diperlukan perhatian yang terpusat ketika berhadapan dengan monster bos, tetapi prioritas utama saat ini adalah pertempuran Bardray dengan Weed.
Weed melewati belakang Bardray. Berkat skill 'Excellent Experience' dan Agility miliknya, dia mampu memahami arah serangan ketika skill itu digunakan. Dia mampu bergerak cepat karena peningkatan Agility yang dia peroleh dari Sculptural Destruction!
Sampai sekarang, dia belum pernah setegang itu ketika melancarkan serangan. Mungkin ini memang sulit, tetapi dia juga merasa bahwa ini menyenangkan.
‘Vitality-ku tidak akan bertahan......’
Statistik Vitality Weed telah mencapai poin 423 berkat pembuatan patung dan skill-skill produksi. Wind Sprint dan Seven Celestial Footsteps memungkinkan dia untuk mengubah arah dengan cepat. Sayangnya, kecepatannya menurun ketika Vitality berkurang. Akan sulit bagi Weed untuk terus melawan Bardray dengan HP dan Vitality yang rendah.
Lalu, para Mage Guild Hermes diam-diam berkumpul dan melantunkan mantra.
"Tubuh yang tertangkap akan tertahan dan tidak bisa bergerak. Twilight Pressure!"
Itu adalah sihir untuk membatasi gerakan!
Resistensi sihir milik Weed cukup baik, tapi dia gagal memblokir mantra dari kumpulan Mage senior. Melepaskan diri dari mantra pengikat itu memerlukan sejumlah besar waktu dan item sihir. Sementara itu, Bardray berbalik ke arahnya.
"Waktunya telah tiba bagimu untuk mati."
Pedang Bardray ditutupi oleh api putih bersih.
"Sword Noble. Saint Flame."
Weed mencoba untuk menghindarinya, tapi kakinya tidak mau bergerak.
"Ini! Kakiku……"
Dia mencoba untuk menghentikannya, tetapi itu tidak berarti. Weed mencoba memanggil Tori, tapi dia telah berubah menjadi kelelawar dan terlalu sibuk menghindari panah yang menghujaninya.
"Close Eyes Tightly!"
Weed menutupi tubuhnya dengan Ancient Sword dan memasang kuda-kuda bertahan. Bardray mengayunkan pedangnya. Pedang Warrior tersebut menghujam telak pada tubuh Weed. Ini adalah kesempatan yang langka, dan tidak akan mudah untuk menangkap Weed jikalau dia luput. Maka Bardray menuangkan semua kekuatannya pada serangan ini.
Strength dan Vitality-mu menurun, dan kamu tidak dapat bertahan dengan benar.
Critical Hit!
Critical Hit!
- Kamu menerima serangan masif, lantas mati. damage tambahan disebabkan oleh api.
- Kamu tidak memiliki bantuan dari sihir penyembuhan level tinggi atau roh air, sehingga HP-mu akan menurun sebesar 475 setiap detik.
- Pelindungmu di bagian pinggang telah menerima pukulan yang melampaui batas toleransi, dan telah dihancurkan.
Efek dari Seulroeo's Wedding Ring tidak dapat diterapkan karena penurunan HP yang drastis.
HP-mu telah menurun, dan kamu telah mati.
Level skill 'Power to Reject Death' cukup rendah. Skill tersebut tidak dapat diaktifkan berkat kekuatan suci yang memasuki tubuhmu.
Tidak dimungkinkan untuk melakukan Log In selama 24 jam berikutnya. Level dan penguasaan skillmu menurun karena kamu sudah mati.
* * *
Weed lenyap menjadi cahaya abu-abu setelah menerima serangan dari Bardray.
"Hore Bardray-nim!"
"dia menang! Bardray-nim adalah yang terkuat di benua ini!"
Para anggota Guild Hermes bersorak-sorai menyambut kemenangan bersejarah ini. Ucapan selamat membanjiri Guild chat.
Bardray telah membuat para pesaingnya berlutut pada banyak pertempuran. Dadanya bergetar ketika memikirkan jutaan orang yang sedang menonton melalui stasiun penyiaran.
"Armor ini."
Bardray mengambil Armor Tallock yang Weed jatuhkan. Ukuran armor itu tidak berbeda dari beberapa japtem lainnya yang jatuh dari monster di Tambang Melbourne.
‘Armor ini tidak begitu bagus. Dia memakai sesuatu seperti ini untuk melawanku?’
Armor Tallock bahkan tidak membuat Bardray tertarik. Dia menemukan item-item terbaik dan mengenakan equipment legendaris, sehingga armor ini hanyalah barang mengecewakan baginya.
* * *
Guild Black Lion telah membongkar semua perangkap, dan tiba di lantai 4 bawah tanah.
"Mereka pasti sedang berada di dungeon. Ayo."
Carlise dan para anggota elit dari Guild Black Lion bergerak. Hegel, Alice dan Dine akhirnya ditemukan oleh para Assassin, kemudian terbunuh!
Ketika mereka tiba di sarang Red Belkain, monster itu hampir mati. Serangan terus menerus dari Bardray, para Royal Guard, dan kelompok tempur membuat momentum pertempuran berpihak pada mereka. Bahkan para Assassin membantu dengan menyerang Red Belkain dari belakang.
Red Belkain berteriak dalam keadaan sekarat. Dia akan mengerahkan kekuatan lebih ganas ketika hidupnya di ambang batas, tetapi para player sudah berpengalaman dalam melawan monster bos.
"Tembak!"
Panah dan sihir diluncurkan. Red Belkain terganggu dan tidak bisa berkonsentrasi pada penggunaan skill-nya. Ada juga Shaman di kelompok tempur yang membantu untuk mengurangi Attack, Defense, Vitality, Strength dan konsentrasi monster tersebut.
Red Belkain di Tambang Melbourne telah memasuki istirahat kekal.
Perburuan ini sukses! Bardray memberikan pukulan terakhir dan juga memonopoli item jarahan. Rekaman Black Knight Swordmanship telah diperoleh.
"Tahap ke-12 dari Black Knight Master Quest telah selesai."
"Selamat Komandan-nim."
"Sisanya tinggal sedikit."
Carlise telah membawa 750 orang dari Guild Black Lion. Mereka datang untuk merebut kembali wilayahnya dari Guild Hermes yang merajalela di Tambang Melbourne.
"Serang!"
Guild Black Lion menembakkan serangan sihir. Konflik antara kekuatan inti dua guild raksasa dimulai.
* * *
Siaran khusus dari KMC Media bersama Oh Joo Wan sedang berlangsung!
"Ah, lihatlah Guild Black Lion."
"Hari ini, merupakan hari yang pastinya tak akan terlupakan. Mage Puroyan sekarang menggunakan sihir es berskala besar, Ice Storm."
"Tanah telah membeku, sehingga para Knight dari Guild Hermes akan mendapatkan masalah."
"Masih terlalu dini untuk menyimpulkannya, tapi dari pandangan Oh Joo Wan-ssi, siapakah yang bakal menang?"
"Benar-benar sulit untuk diprediksi sebelum hasilnya keluar. Secara umumnya, Guild Hermes jauh lebih kuat dari guild lain, terlebih lagi, mereka memiliki Bardray......"
"Apakah menurutmu Guild Hermes akan menang?"
"Ya. Aku akan berpihak pada Guild Hermes."
Banyak penyiar yang melaporkan pertempuran antara dua guild tersebut, dan mereka memprediksi bahwa Guild Hermes akan unggul.
Kelompok tempur dipenuhi player yang luar biasa, dan para Royal Guard memiliki sejumlah besar player dengan level yang tidak diketahui. Mereka juga sudah terbebas dari ancaman Red Belkain. Tidak ada kesempatan bagi musuh untuk menang, jika Bardray dan Royal Guard ambil bagian dalam pertempuran.
"Ah! Sekarang para Assassin telah muncul di belakang Guild Black Lion dan menyerang mereka. Ini adalah penyergapan, dan mereka membunuh para Priest terlebih dahulu."
Walaupun pembawa acara tidak bicara, adegan kekerasan terlihat jelas pada video tersebut. Guild Hermes mengirim video, dan Guild Black Lion juga sepakat untuk bekerja sama dan mengirimkan video dari sudut pandang mereka. Lokasi pertempuran terus berubah, dan pemandangan ini sudah cukup untuk membuat rahang seseorang menganga ketika menyaksikannya.
Para player elit dari guild-guild berlevel tinggi bertarung bersama-sama di tengah-tengah ledakan, kilatan cahaya dan suara. Sementara itu, para Shaman dan Necromancer memanggil Undead dan Spirit.
Tim menyunting video secara langsung dan menambahkan efek, sampai-sampai mereka tidak punya waktu untuk pergi ke kamar kecil. Tim produksi juga berbicara tentang pertempuran Weed dengan Bardray saat bekerja.
"Weed mati......"
"Oh, ternyata God of War Weed bukan tandingan Bardray."
Kemenangan Bardray juga dibahas di berbagai papan buletin Royal Road.
Banyak orang berbicara tentang Bardray yang didukung oleh blessing dari para Priest dan dalam kondisi seperti itu dia melawan Weed yang sudah kelelahan. Tak sedikit orang menyebut Bardray sebagai pengecut. Beberapa orang menyebutkan bahwa Weed mencoba untuk menggunakan Red Belkain untuk keuntungannya sendiri.
Rating penonton bukan lagi menjadi perhatian. Tidak diragukan lagi bahwa rating hari ini adalah yang tertinggi. Ini seharusnya menjadi hari bahagia untuk pihak stasiun TV, tapi KMC Media yang sering melaporkan petualangan Weed sedang kecewa.
CTS Media dan LK Games juga berbicara tentang pertarungan Weed dan Bardray, bukannya pertempuran antara Guild Hermes dan Guild Black Lion.
* * *
Seoyoon pergi ke salon kecantikan untuk memasang make up pada wajahnya dan merapihkan rambutnya. Dia juga membeli baju di department store.
‘Aku harus memasak hidangan.’
Dia ingin pergi ke pasar untuk menghibur Lee Hyun.
Bardray dan Guild Hermes telah mengalahkan Guild Black Lion. Guild Hermes memiliki anggota elit dan taktis yang lebih unggul dibandingkan dengan anggota Guild Black Lion yang berkumpul secara terburu-buru. Para Priest, Mage dan Warrior... semuanya bekerjasama dengan rapih setelah Red Belkain tewas. Di sisi lain, pasukan Guild Black Lion yang baru saja terbentuk tidak bisa bekerja sama dengan baik, sehingga mereka tidak sanggup menunjukkan kemampuan penuh.
Bardray dan para Royal Guard. Bardray memiliki kemenangan mutlak dalam konfrontasi dengan kepala Guild Black Lion, tapi dia kehabisan Mana setelah itu. Dalam perangkap yang sempurna, 200 bala bantuan dari Guild Hermes telah muncul di lantai 4.
Pale, Irene, Surka, Hwaryeong, Romuna, Zephyr, Seechwi dan Seoyoon terlambat tiba ketika Guild Hermes meninggalkan Tambang Melbourne. Tentu saja, mereka akhirnya dibunuh oleh serangan dari berbagai penjuru oleh para Archer, Mage bersama Bardray.
Seoyoon bisa menembus sejumlah besar serangan untuk membunuh 7 Knight, tapi dia akhirnya mati karena tembakan terkonsentrasi dari musuh. Guild Hermes kemudian berjalan ke gerbang teleport khusus dan menghilang.
Seoyoon lebih khawatir tentang Lee Hyun daripada kematiannya sendiri di Royal Road. Weed memiliki kebanggaan yang tinggi sebagai God of War, namun akhirnya dia terbunuh juga. Bahkan, dia mengalami kesulitan untuk memenangkan pertempurannya kali ini. Dia telah gagal berkali-kali ketika berpartisipasi dalam quest atau perburuan monster. Tapi, dia telah mati dan bahkan kehilangan armor, sehingga kesedihannya pasti begitu besar.
‘Aku harus berdandan dengan cantik dan memberinya kenyamanan.’
Seoyoon menuju ke rumah Lee Hyun dengan keranjang belanja. Lalu, dia melihat seorang nenek di lingkungan rumah Lee Hyun yang berpakaian lusuh, dan dia sedang mendorong gerobak penuh barang daur ulang.
"Aku akan membantumu."
Seoyoon mengambil pegangan gerobak itu dari si nenek. Dia ingin bertemu Lee Hyun, tapi gerobak itu tampak begitu berat.
"Gadis muda, kau tidak perlu melakukan sesuatu seperti ini..... Benda ini cukup berat, sehingga mendorongnya pun tidaklah mudah."
Syu syu syu syu syuk!
Gerobak terus bergerak! Seoyoon dengan lembut mendorong gerobak itu, lantas berkata.
"Kemana kau akan pergi?"
"Pergi ke rumahku untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan."
"Kalau begitu, beritahu aku dimana rumahmu. Aku akan mengantarkanmu."
"Kau tidak perlu melakukan itu....."
"Aku ingin."
"Itu cukup jauh, gadis muda."
"Tidak apa-apa. aku bisa mengantarmu."
Jika Seoyoon mengatakan pada Lee Hyun tentang perbuatan baik ini, maka kesedihannya mungkin akan berkurang. Dia tidak ingin melihat Lee Hyun dengan wajah sedih. Dia merasa harus segera pergi, dan melenyapkan rasa sakit pria itu, sehingga dia tidak sedih lagi. Jika dia hanya mati, maka Seoyoon tidak terlalu khawatir, tapi faktanya, dia telah kehilangan Armor Tallock.
Seoyoon memandu si nenek ke lereng.
‘Tempatnya tidak terlalu jauh.....’
Ketika dia naik ke lereng, di sekitar kawasan rumah Lee Hyun, ada rumah-rumah kumuh dan sempit yang saling berdempetan, dan di situlah si nenek tinggal.
"Ngomong-ngomong, gadis muda."
"Ya, nenek?"
"Apakah kau hendak menuju rumah dimana ada delima dan pohon ara di halamannya?"
Lee Hyun memiliki beberapa pohon buah-buahan yang tumbuh di rumahnya. Ada apel, pir, persik, kastanye dan bahkan jeruk.
"Bagaimana kau tau?"
"Aku pernah melihatmu beberapa kali."
Nenek itu mendorong gerobak bersama dengan Seoyoon saat mereka mendaki lereng.
"Apakah kau berkencan dengan pemuda yang tinggal di rumah itu?"
"Tidak."
"Lalu kenapa kau mengunjungi rumahnya?"
Bagi si nenek, itu semua sudah jelas, karena gadis itu begitu sering mengunjungi rumah tersebut.
Wajah Seoyoon berubah menjadi merah.
"Aku senang, tampaknya dia telah bertemu dengan seorang wanita yang baik. Ini sedikit meredakan kekhawatiran di hatiku."
"......."
"Pria muda itu, dia sangat terkenal karena lingkungan kami penuh dengan orang-orang tua." "Huh?"
Fakta bahwa Lee Hyun adalah sosok yang terkenal di lingkungannya merupakan pengetahuan baru bagi Seoyoon. Dia khawatir bahwa mungkin pria tersebut telah melakukan sesuatu yang salah, atau melakukan pemerasan.
"Pria muda itu benar-benar menjalani kehidupan yang ulet. Pria itu berusaha untuk membesarkan saudarinya dengan layak....."
"Ya."
"Dia mengantarkan susu dan surat kabar untuk setiap orang di lingkungan ini. Dia bahkan membawakan semua tas dari pasar, meskipun tau bahwa aku tak sanggup memberikannya bayaran. Lain waktu, dia membantuku ketika aku sedang melakukan perdagangan di pasar. Dia mengejar beberapa maling yang mencuri sesuatu, ketika aku tidak melihatnya, dan aku sangat merasa bersalah padanya......" "Ah….."
Seoyoon sedang mencari tau bagaimana kehidupan Lee Hyun dimasa lalu. dia menjalani kehidupan yang keras di masa lalu, sehingga itu membuatnya menjadi pribadi yang rajin sekarang.
"Kemudian, pemuda itu mampu membeli sebuah rumah... Semuanya berubah menjadi sangat baik. Apakah sudah 1 tahun setengah sejak masa-masa itu berlalu? Aku tidak ingin dia hidup seperti itu. Kadang-kadang tubuhnya begitu sakit, namun dia masih menjalankan usaha. Bahkan sekarang, dia masih mengumpulkan barang bekas untuk bertahan hidup."
Seoyoon hanya mendengarkan kata-kata tenang dari si nenek. Nenek itu tampaknya tersendat dengan emosi. Dia mendapatkan informasi yang bagus tentang Lee Hyun, sehingga dia tidak bisa mengatakan apa-apa.
"Apakah sulit bagimu untuk datang kesini? Ada banyak botol kosong dan kaleng di taman itu."
Si nenek memberi informasi berharga tentang hidupnya. Dia berbicara tentang Lee Hyun lagi, sembari dia menatap ke arah pergunungan.
"Meskipun dia bisa menerima berbagai manfaat dengan pergi ke kantor pemerintah, dia masih harus membesarkan saudari kandungnya."
Neneknya berada dalam situasi yang sangat sulit saat itu. Dia tidak tau kapan tunjangan kesejahteraan akan datang, tapi dia berhasil melalui musim dingin dengan selamat berkat dukungan dan saran.
"Pada musim dingin yang lalu, dia menempatkan selimut listrik dan beras kimchi di rumahku pada waktu fajar. Bukan hanya aku yang menerimanya, tapi setiap orang tua di daerah sekitar juga menerimanya. Pastinya dia membutuhkan cukup banyak uang untuk melakukan itu.... Tapi, ada seorang pria tua yang melihat dia menempatkannya di tengah malam."
"Dia melakukannya."
"Salju turun cukup banyak, sehingga banyak pekerjaan di pagi hari untuk menyingkirkan timbunan salju tersebut. Tapi pemuda itu masih saja membuat kotak bekal makanan, membungkusnya dengan rumput laut, dan membawanya keluar dari rumah setiap hari."
"Tidak ada alasan untuk membuatnya jika orang tidak memakannya. Jika kau suka, ya silahkan bawa. Aku pun membuatnya sekarang."
"Terima kasih. Aku tidak tau bagaimana caraku membalas budi baik ini."
"Makanan hanya akan berakhir di tong sampah."
Lee Hyun dan adiknya membuat banyak makanan selama setengah bulan.
"Dan, dia juga memberi kami beberapa obat. Jika dia melihat kami terluka, maka dia tidak akan pergi tanpa merawat kami... Biaya rumah sakit cukup tinggi hari ini, tapi hatiku terasa hangat setiap kali dia memberitahuku untuk berhati-hati."
Air mata berkumpul di kelopak mata Seoyoon. Dia mengerti. Lee Hyun telah mengalami banyak penderitaan di masa lalu, sehingga dia bisa memahami rasa sakit orang lain.
"Dia bahkan membantu salah seorang nenek untuk pergi ke rumah sakit, dan membayar tagihan pengobatan yang memberatkan nenek tersebut. Tak ada satu pun orang tua di lingkungan ini, yang belum menerima bantuan dari pria muda itu. Dia juga membeli buku untuk anak-anak yang hidup tanpa orang tua, dan membantu mereka belajar. Itu sungguh perbuatan yang mulia....."
Seoyoon menuju ke rumah Lee Hyun setelah mengantarkan si nenek ke rumahnya.
Guk! Guk! Guk!
Anjing menggonggong di depan rumah yang senyap.
‘Jangan-jangan.....’
Seoyoon merasa hatinya berdebar saat dia membuka pintu gerbangnya. Ada 7 gembok yang berbeda di pintu gerbang, tapi untungnya dia memiliki semua kunci untuk membuka gembok-gembok tersebut. Dia berjalan melalui halaman dengan langkah kaki gemetar, dan berdiri di depan pintu. Dengan remang-remang, dia melihat seseorang terkapar di ruang tamu. ‘Tidak!’
Seoyoon membuka pintu depan dan masuk ke ruang tamu. Lee Hyun terbaring pingsan di lantai ruang tamu. "Hiks hiks hiks hiks hiks hiks."
Hatinya terguncang bagaikan orang gila sembari air mata menetes di pipinya. Make up yang baru saja dia poles di salon kecantikan, kini menjadi berantakan karena tersapu air matanya. Hati Seoyoon terasa nyeri ketika melihat sesuatu yang seharusnya tidak pernah terjadi.
Suatu pintu yang selama ini tertutup rapat dalam pikirannya, kini terbuka.
‘Ketika aku masih kecil... Ini adalah sama.’
Ketika Seoyoon masih kecil, dia telah menyaksikan sesuatu yang benar-benar tidak ingin dia lihat. Itu menyebabkan luka lebar pada pikirannya, sampai akhirnya dia bertemu dengan Lee Hyun.....
Orang yang selama ini membantu Seoyoon, kini sedang terbaring tak sadarkan diri.
"A-A-Aku....."
Dia terhuyung-huyung karena kakinya terasa lemas. Dia bahkan takut untuk mendekati Lee Hyun. Sesuatu yang berharga telah diambil darinya, saat dia mendorong gerobak tadi.
"K-kenapa dia melakukan ini? Kenapa……?"
Seoyoon merintih. Suatu gelombang kesedihan yang besar meluap di dalam dirinya, dan dia berpikir bahwa dia tidak akan pernah bisa tersenyum lagi.
Kemudian Lee Hyun mulai bergerak dan berkedut. Dia masih hidup, sehingga ide untuk memanggil ambulans terlintas di kepala Seoyoon.....
"Keeeeeeok!"
Dia menguap panjang.
Si gadis tiba-tiba melihat jejak bekas nasi goreng kimchi dan jjapaghetti (mie instan kacang hitam) di atas meja, di ruang keluarga.
Lee Hyun menyentuh perutnya.
"Aku sembarangan tidur setelah makan terlalu banyak, dan sekarang aku harus pergi ke kamar mandi."
Seoyoon menatap dia dengan air mata bercampur noda make up dan juga kemarahan. Tampaknya terlalu berlebihan jika si gadis berpikir bahwa pria sebusuk itu berniat bunuh diri.